Pahatan/ Ukiran "Gaja Dompak"
Gaja Memiliki arti sebagai Gajah dan Dompak berarti Jimat atau Kewibawaan. Frasa Gaja Dompak sendiri merujuk pada ukiran yang ada di gagang pisau ini, yakni ukiran yang berbentuk Gajah. Di Suku Batak Gaja Dompak ini berfungsi menjadi gagang Pisau, Namun hanya diperuntukkan bagi kalangan Kerjaan Batak Saja dan termasuk ke dalam salah satu Pusaka Kerajaan Batak yang sakral, Bahkan, di Zaman dahulu yang boleh menggunakan pisau ini hanyalah raja-raja Batak yang berkuasa. Karena berfungsi sebagai pusaka kerajaan, maka senjata ini tidak dibuat untuk melukai ataupn membunuh, melainkan untuk sebagai perantara kekuatan magis.
Foto Dokumentasi Setengah jadi ukiran / Pahatan Dalam membuat sebuah ukiran / pahatan tidak lah mudah seperti yang kita bayangkan, Seseorang harus memiliki konsentrasi yang tinggi di samping memang sudah memiliki keahlian, karena setiap lekukan dalam ukiran harus secara detail agar mendapat hasil sesuai dengan yang diharapkan oleh si pembuat ukiran/ pahatan. Di Kecamatan Silahisabungan Sendiri ada beberapa yang memiliki keahlian dan karya seperti yang ada dalam gambar diatas, sebut saja Mrs. Simalango, Beliau sudah dikenal dalam hal membuat ukiran seperti ini bahkan sudah sampai ke luar kota yang memesan hasil karya beliau, ada juga pak Pintubatu Senior dari Mrs. Simalango yang terlebih dahulu terjun ke dunia ukiran / pahatan ini, namun sampai saat ini se tau penulis (Marvin Sidabariba) sangat disayangkan belum ada yang mau menunjukkan keahlian untuk menggantikan beliau - beliau untuk regenerasi dari keluarga untuk melanjutkan keahlian mereka. Ukiran / Pahatan adalah benda seni yang sangat mahal, Selain digunakan sebagai penghias ruangan sering juga dijadikan sebagai objek investasi bagi sebagian orang. Banyak kolektor benda seni yang rela mengeluarkan uang begitu banyak untuk melengkapi koleksinya. Maka tak heran jika benda seni bisa memiliki harga hingga miliaran rupiah. Salah satu contohnya adalah sebuah lukisan karya Diego Rivera mampu terjual dengan harga fantastis. Lukisan tersebut terjual hingga US$ 15,7 juta atau setara Rp 215,06 miliar. Angka tersebut memecahkan rekor lukisan Amerika Latin termahal yang pernah dijual. Baca Juga : Mural Art Pemuda Kecamatan Silahisabungan Lukisan Lamhot Sitanggang di Desa Silalahi Kunjungan Marsada Ke Bupati Dairi Perayaan Kecamatan Silahisabungan ke - 18 membuat Festival Silahisabungan 2022 Lamhot Sitanggang adalah Pemuda Kecamatan Silahisabungan yang ikut dalam Organisasi Marsada Naposo Kecamatan Silahisabungan yang memiliki keahlian di bidang seni baik itu Lukisan, Ukiran, maupun Mural art mencoba mengambil sebuah peluang yang positif ditengah ditetapkan nya Kawasan Danau Toba sebagai Destinasi Pariwisata. Kelas Kreatif Silalahi Projects juga akan melakukan kolaborasi dengan Lamhot Sitanggang untuk memberikan ilmu nya kepada adik-adik peserta Les Gratis Silalahi Projects yang memiliki hobby ke bidang seni khusunya dibidang Lukisan,Ukiran dan Mural art. Posting By : Marvin Sidabariba |
0 Comments
Mohong menggunakan Kalimat yang Sopan!